Ketika menonton drama atau sebuah film sering kali kita menjumpai adegan dimana sesorang yang ber-akting kesakitan kemudian ia menuangkan pil dalam jumlah banyak dan langsung ditelan begitu saja. Terlihat dramatis dan seru bukan?, tentunya adegan ini dibuat agar cerita didalamnya lebih menarik untuk ditonton. Menurut beberapa pengalaman orang ternyata dikehidupan nyata ada juga lho yang melakukan hal tersebut. Mereka beranggapan, jika mengkonsumsi obat dengan jumlah lebih banyak atau double maka sakit atau penyakit yang dia derita kan segera sembuh. Atau ada juga yang beranggapan kalau satu tablet saja tidak mempan untuk mengatasi sakitnya. Nah apakah anggapan seperti ini benar ? simak yang berikut ini!
source: https://cdn.pixabay.com/photo/2017/12/03/12/38/medicine-2994788_960_720.jpg |
Setiap obat sudah memiliki aturan penggunaanya
mulai dari dosis, jumlah dan interval minumnya. Misalnya suatu obat
diintruksikan diminum 2 kali sehari sebanyak 1 tablet (500 mg) sesudah makan, atau
ada juga obat yang diintruksikan diminum sebanyak 1 kali sehari 1 tablet (250
mg) sebelum makan. Aturan ini didasarkan pada sifat kimia fisika yang dimiliki oleh
masing-masing obat. Suatu obat untuk dapat memberikan efek harus mencapai kadar
atau konsentrasi tertentu di dalam tubuh, begitu juga waktu mulai kerja obat
(onset), dan waktu hilangnya efek suatu obat juga berbeda-beda.
Ketika seseorang menambah jumlah dosis/takaran menjadi
2-3 tablet sekali minum, sedangkan didalam aturan tertera 1 tablet saja maka hal
ini tidak tepat dan berbahaya, mengapa ? karena ketika melebihi jumlah dosis
yang ditentukan maka akan terjadi penumpukan kadar obat di dalam tubuh. Seperti yang
sudah dijelaskan pada bagian awal bahwa setiap obat memiliki takaran atau dosis
tertentu untuk bisa memberikan efek. Lalu dampak berbahaya apa? yang pertama efek
samping obat akan bermunculan dan kedua, meningkatkan risiko efek toksik/racun
bahkan menyebabkan kerusakan organ tertentu. Menambah jumlah tablet obat yang
kita minum tidak akan membuat kita cepat sembuh atau rasa sakit kita segera
hilang, namun sebaliknya.
Sebagai contoh seseorang merasakan nyeri pada
gusinya kemudian dia minum obat pereda sakit sebanyak 2-3 tablet sekaligus,
maka risiko efek samping dari obat tersebut akan muncul seperti mual, muntah,
pusing dan iritasi lambung. Contoh lain yang tidak kalah berbahaya adalah
ketika seseorang mengkonsumsi obat penurun gula darah dengan jumlah lebih dari
yang diintruksikan oleh dokter, maka kadar gula darah pada orang tersebut akan
turun draastis atau terlalu rendah sehingga mengakibatkan efek seperti mual,
muntah, lemas hingga membuat seseorang pingsan.
Kita tahu bahwa obat adalah racun, jika digunakan
pada takaran yang tepat akan memberikan manfaat dan jika digunakan tidak sesuai
aturan akan menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Tidak sedikit orang yang
mengalami penyakit baru seperti gastritis misalnya, yang ia dapat dari penggunaan
obat anti nyeri yang tidak sesuai aturan. Oleh sebab itu penting sekali
memperhatikan dan memahami label penanda pada obat. Konsumsi obat sesuai
intruksi dokter, dan apoteker atau yang sesuai pada label obat agar obat yang
anda konsumsi efektif dan aman.
#Day3, #30DWCJilid25
OMG. Aku kalau sakit perut bulanan kadang minum asam mefenamat bisa dua kak. Misal jam 8 udah minum 1 tablet tapi belum hilang juga nyerinya aku minum lagi 1 tablet sekitar jarak sejam gitu. Berbahaya ya kak?
BalasHapuswah jangan ka kalau jarak satu jam itu terhitung doble dosis.. kalau memang obat yang diminum dirasa belum berefek coba dibantu dengan relaksasi atau kasih penghngat dibagian perut yng nyeri.. insyallah bisa membantu smbil menunggu obatnya betul-betul berefek.
HapusJarak amannya berapa jam kak? Kadang sudah kuolesi minyak kayu putih kurang mempan. Makanya nekat minum 2 langsung sembuh.
Hapusjarak aman ya waktu minum berikutnya 6-8 jam kemudia dari minum pertama.
Hapus