KAJIAN RESEP (Screening Resep)
kelengkapan adminitrasi
Diagnose
dan keluhan lain
-
Hipertensi stage II
-
DM tipe II
NO
|
Jenis
kelengkapan
|
Ket.
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
1
|
Nama pasien, jenis kelamin,
|
√
|
|
2
|
Berat badan
|
|
√
|
3
|
Alamat pasien
|
|
√
|
4
|
Nama dokter
|
√
|
|
5
|
SIP
|
√
|
|
6
|
Paraf
|
√
|
|
7
|
Alamat
|
√
|
|
8
|
No telepon
|
√
|
|
3
|
Tanggal penulisan resep
|
√
|
|
Pemeriksaan Fisik
dan Laboratorium
No.
|
Jenis
pemeriksaan
|
Hasil
|
Harga
normal
|
satuan
|
1.
|
Tekanan
darah
|
190/90
|
130/80
|
mmHg
|
2.
|
Asam
urat
|
7,2
|
2,5-5,7
|
Mg/dL
|
3.
|
Hemoglobin
|
14,5
|
12
|
Mg/dL
|
4
|
HbA1c
|
8,2
|
<6,5
|
%
|
5.
|
Glukosa
sewaktu (GDS)
|
276
|
<140
|
Mg/dL
|
Pertimbangan
farmasetik
No
|
Nama
Obat (R/)
|
Kekuatan
sediaan
|
Dosis
yang diberikan
|
Stablitas
|
Kesesuaian
|
1
|
Insaar (losartan)
|
Tablet
50 mg
|
2 x 100 mg (pc)
|
Simpan pada 15-30 °C
|
Tidak sesuai
|
2
|
Letonal (spironolacton)
|
Tablet
25 mg, 100 mg
|
1 x 100 mg
|
Hindari cahaya matahari
|
Sesuai
|
3
|
Glucovance (2,5 glibenclamid/500 metformin)
|
Tablet: 1,25/250 mg; 2,5/500 mg
|
1 x 2,5/500 mg
|
Simpan pada suhu 20-25°C
|
Sesuai
|
4
|
Trajenta (linagliptin)
|
Tablet 5 mg
|
1 x 5 mg
|
Simpan pada suhu <30 °C
|
Sesuai
|
5
|
amitriptilin
|
Tablet 25 mg
|
1 x ½ tab 25 mg
|
Simpan pada suhu 15-25 °C
|
Sesuai
|
No
|
Nama
Obat (R/)
|
Indikasi
& dosis pustaka
|
Indikasi
& dosis pasien
|
Kontraindikasi
|
Efek
samping
|
Ket.
|
1
|
Insaar
(losartan)
|
terapi
awal hipertensi : 25mg hingga 100mg/hari
|
Terapi
hipertensi
2
x 100 mg perhari (pc)
|
Kehamilan,
gangguan fungsi hati
|
Insomnia,dispesia
|
Sesuai
|
2
|
Letonal
(spironolactone)
|
Terapi
hipertensi (kombinasi) 50-100 mg perhari, terapi hipokalemia
|
Terapi
hipertensi (kombinasi)
(
1 x 100 mg perhari)
|
Kehamilan,
gangguan fungsi hati, hiperkalemi
|
lethargy
|
sesuai
|
3
|
Glucovance
(2,5 glibenclamid/500 metformin)
|
Terapi
DM awal: 1,25/250 1-2 kali perhari lanjutan: 2,5/500 perhari
|
Menurunkan
dan mengontrol kadar gula pada DM tipe (21 x 2,5/500 mg perhari)
|
Disfungsi
renal, diabetic ketoasidosis
|
Diare,
mual/muntah, nyeri abdomen
|
Sesuai
|
4
|
Trajenta
(linagliptin)
|
Meningkatkan
control gula darah Pada DM tipe (5mg/hari)
|
Meningkatkan
control gula darah pada DM tipe 2
(5mg/hari)
|
Hipersensitivitas
|
Hipoglikemik,
batuk
|
Sesuai
|
5
|
Amitriptilin
|
Depresi,
cemas, tension headache (unable use)
(10-20
mg) per hari (sebelum tidur)
|
Tension
headache, kecemasan
(1
x ½ tab 25 mg)
|
Kehamilan
& menyusui, hypotiroid
|
Orthostatik
hypotensin, takikardia
|
Sesuai
|
Interaksi Obat
No
|
Nama
obat
|
keterangan
|
kategori
|
1
|
Letonal + amitriptilin
|
Letonal
akan meningkatkan kadar level amitriptilin melalui efflux transporter (MDR1)
P glicoprotein
|
Signifikan-
monitor ketat
|
2
|
Insaar + spironolactone
|
Insaar
dan spironalcton keduanya akan meningkatkan kadar serum kalium. Berpotensi
interaksi berbahaya.penggunaan harus dimonitoring ketat
|
Signifikan
– monitoring ketat
|
3
|
Glucovance + trajenta
|
Meningkatkan
resiko hipoglikemik
|
Signifikan
– monitoring ketat
|
4
|
Amitriptilin + glucovance
|
Amitriptilin
meningkatkan efek metformin melalui sinergisme farmakodinamik
|
Minor
|
Analisis DRP (Drug Releated Problem)
NO
|
DRP
(Drug releated Problem)
|
Ket.
|
1
|
Tepat indikasi
|
Tepat
|
2.
|
Indikasi yang tidak
diobati
|
ada
|
3
|
Kesesuaian dosis
|
Tepat
|
4
|
Kekuatan sediaan
|
Tidak tepat
|
5
|
Kesesuaian durasi
|
Tepat
|
6
|
Kesesuaian jumlah
obat
|
Tepat
|
7
|
Interaksi obat
|
Ada
|
8
|
Efek samping
|
Tidak ada
|
Solusi Interaksi Obat
No
|
Nama
obat
|
Bentuk
sediaan
|
Aturan
pakai
|
Rute
pemberian
|
Pagi
|
Siang
|
malam
|
1
|
Insaar
|
Tablet
|
2 x 1 pc
|
Po
|
08.00
|
-
|
20.00
|
2
|
Letonal
|
Tablet
|
1 x 1
|
Po
|
-
|
12.00
|
-
|
3
|
Glucovance
|
Tablet
|
1 x 1
|
Po
|
08.00
|
-
|
-
|
4
|
Trajenta
|
Tablet
|
1 x 1
|
Po
|
-
|
12.00
|
-
|
5
|
Amitriptilin
|
Tablet
|
1 x ½ tab (hs)
|
Po
|
-
|
-
|
21.00
|
Pembahasan
Berdasarkan
kajian resep yang dilakukan pada kedua resep, terdapat ketidaklengkapan pada
aspek administrasi, resep tidak terdapat informasi berat badan pasien.
Pengkajian resep berdasarkan aspek farmasetik juga terdapat ketidak lengkapan
informasi bentuk sediaan, kekuatan sediaan obat. Dalam hal ini tentunya dapat
menimbulkan resiko kesalahan dalam penyiapan obat (Medication Error) yang akan diserahkan pada pasien sehingga perlu
dilakukan pencarian keterangan tentang kejelasan resep tersebut kepada dokter
yang menuliskan resep pasien. Sesuai dengan Permenkes No. 35 Tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, bahwa dalam pelayanan farmasi klinik
salah satunya adalah pengkajia resep yang terdiri dari tiga aspek pengkajian
antara lain: aspek administrasi, farmasetik dan klinis, apabila terdapat
ketidaksesuaian dalam penulisan resep dari hasil pengkajian apoteker dapat
menghubungi dokter yang menulis resep tersebut.(1)
Pasien
Ny. I 54 tahun didiagnosa penyakit Hipertensi stage II dengan tekanan darah
190/90 mmHg. Dokter meresepkan insaar (losartan) yang termasuk pada golongan ARB
(Angiotensin Reseptor Blocker)
dikombinasikan dengan letonal (Spirolacton) golongan antagonis aldosterone
(tipe diuretic), pemilihan terapi ini sudah sesuai dengan algoritma terapi
hipertensi pada JNC VIII. Pada algoritma terapi JNC VIII pasien usia ≥60 tahun dengan
komplikasi DM (Diabetes MIlitus)
dapat diberikan terapi kombinasi golongan Thiazid, diuretic, ACE inhibitor, ARB, CCB sebagai awalan
secara titrasi. Jika dosis tunggal sudah dimaksimalkan dan belum dapat
menstabilkan tekanan darah, maka dapat diberika terapi kombinasi golongan
Thiazid,type- diuretic, ACE inhibitor,
ARB, CCB. Dalam hal ini pasien Ny. I dokter memberikan terapi kombinasi untuk
penyakit hipertensi adalah sudah tepat. Kontrol tekanan darah pasien hingga
mencapao kestabilan tekanan darah
<140/90 mmHg.
Selain
hipertensi pasien Ny. I juga didiagnosa mederita Diabetes militus Tipe 2,
dengan hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu pasien 267 mg/dL. Pasien sudah
memiliki penyakit DM sejak 1 tahun yang lalu namun pasien tidak terlalu baik
dalam mengontrol gula darah sehingga sering terjadi fluktuatif tingkat kadar
glukosa darahnya. Oleh karena itu dokter memberikan kombinasi Glucovance dan
trajenta untuk menurukan dan mengontrol glukosa darah pasien.
Pasien
Ny. I juga diresepkan oleh dokter obat amitriptilin, untuk mengobati ketegangan
kepala akibat hipertensi (tension headache). Berdasarkan literature
amitriptilin merupakakan antidpressan yang biasa digunakan untuk mengatasi
depressi dan kecemasan. Namun selain indikasi tersebut amitrpitilin juga
memiliki fungsi lain (unlabled use)
yakni untuk mengatasi tension headache
dan diabetic neuropathy
Berdasarkan
hasil pemeriksaan Laboratorium kadar asam urat pasien cukup tinggi 7,2 mg/dL.
Hal ini dapat masuk kedalam DRP yakni Indikasi yang tidak diobati. Pemberian
obat dan pengaturan diet untuk menurunkan kadar asam urat pasien akan
memningkatkan outcome terapi pasien dan mencegah timbulnya penyakit lain. Untuk
menurunkan kadar asam urat dapat diberkan Allopurinol yang bekerja dengan
menghambat perubahan purin menjadi asam urat.
Dari
ke lima obat pasien yang direspekan dokter, terdapat interaksi obat, yang
tergolong interaksi Signifikan sehingga perlu dimonitoring dan interaksi minor.
Solusi untuk interaksi obat-obat diatas adalah dengan memberikan jadwal
pemberian penggunaan obat sehingga obat-obat yang menimbulkan interaksi tidak
digunakan secara bersamaan.
Monitoring
- Pantau perkembangan pasien apakah kadar Glukosa darah dan tekanan darah sudah menurun dan terkontrol atau belum
- Manajemen efek samping, jika timbul hipoglikemik segera mengonsumi makanan (sesuai rekomendasi diet dari dokter), tunggu 15 menit, dan cek kadar glukosa darah lagi. Orang yang berisiko hipoglikemia harus selalu menyiapkan makanan cepat kemanapun mereka pergi atau beraktivitas.
- Pantau kepatuhan pasien minum obat.
Edukasi
- Obat diminum teratur sesuai dengan aturan. Jangan dihentikan walaupun sudah terasa sembuh.
- Konsultasi kan ke dokter anda.
- Jika pasien lupa minum obat, segera minum obat setelah ingat. Jika terlewat beberapa jam dan telah mendekati waktu minum obat berikutnya, jangan minum obat dengan dosis ganda.
- Minum obat pada waktu yang sama setiap hari Jangan mengurangi atau menambah dosis obat
- Kontrol berat badan, jaga pola makan, diet rendah lemak dan garam, kontrol tekanan darah secara teratur
- Biasakan hidup sehat dengan berolahraga ringan, berhenti merokok, mengurangi alkohol dan stress
4.1.3 Evaluasi
-
Keberhasilan terapi:
kondisi stabil (TD, Kadar Gula darah), gejala atau keluhan berkurang dan pasien dapat beraktivitas seperti biasa.
-
Evaluasi jangka pendek
pada terapi hipertensi dapat dilihat dari respon pengobatan non farmakologi
(modification lifestyle) dan terapi obat berdasarkan pengukuran tekanan darah
secara rutin dan kadar gula darah.
-
Pasien dengan penyakit
komplikasi harus dimonitor dalam penggunaan obat nya serta pada pasien memiliki sindrom geriatri dengan penurunan
fungsi organ.
artikel yang bagus, urut dan sistematis. terimakasih atas informasinya, sangat bermanfaat bagi farmasis yg tengah meningkatkan pelayanan kefarmasian. salam
BalasHapusArtikel yang bermanfaat bagi mahasiswa farmasi. Terasa aplikatifnya ilmu farmasi yg selama ini dipelajari. Aspek pelayanan kefarmasiannya lengkap beserta penjelasannya. Terima kasih atas ilmunya.
BalasHapusterimakasih, senang bisa berbagi informasi :)
BalasHapus