source: https://cdn.pixabay.com/photo/2020/01/09/17/16/pharmacy-4753340_960_720.jpg |
Saat berpraktik di apotek, bagiku cukup memberikanku pengalaman dan gambaran tentang bagaimana praktik pelayanan farmasi dilakukan. terutama pada saat pertama kali berpraktik setelah memperoleh gelar apoteker. Senang campur deg-degan pastinya, tapi lebih didominasi rasa khawatir karena masih sangat terbatas pengalamanya. Siapa sangka ternyata konsumen atau pasien kalau kami biasa menyebutnya, lebih pandai dari kami. Bagaimana tidak, mereka datang membeli obat hanya dengan menyebut nama obatnya tanpa memberikan catatan, resep atau bertanya pada kami. Bahkan mereka bisa hafal nama, bentuk hingga kegunaanya. Sebagian besar konsumen yang aku jumpai seperti itu, bisa dibilang mereka sangat cerdas sih tapi juga mengkhawatirkan.
Di
zaman serba teknologi seperti saat ini, seseorang akan sangat mudah memperoleh
informasi tentang apapun yang ia butuhkan termasuk obat. Hanya dengan
memasukkan keyword di halaman browser maka informasi yang dibutuhkan segera
didapat. Sering sekali mereka datang ke kami dengan menunjukkan gambar obat
yang ada di layar smartphone-nya. Tanpa berkonsultasi terlebih dahulu mereka
langsung memesan obat begitu saja, seperti membeli makanan atau barang di supermarket.
Tentu kami tidak memberikan begitu saja, kami tanyakan keluhan atau
masalah penyakit yang sedang dirasakan saat itu. Dan benar saja ketika kami
tanyakan keluhan atau sakitnya apa, ternyata tidak sesuai dengan kegunaan obat
yang mereka minta ke kami. Akhirnya kami berikan saran terkait keluhanya dan obat yang ia minta tadi, kemudian mereka bisa sedikit paham. Barulah kami bisa
memberikan rekomendasi pengobatan yang tepat. Namun ada juga yang sudah dijelaskan
tapi masih bersikeras dengan keyakinan dan pemahamannya yang salah. Konsumen yang
seperti ini tidak jarang membuat kami kadang sedikit terbawa suasana, namun kami
berusaha untuk sabar menjelaskan dan menghadapinya. Karena kami sadar ini adalah salah satu tanggung jawab kami sebagai apoteker.
Hal berbeda,
juga kami rasakan ketika kami dikira sama seperti dokter. Mereka menganggap kami bisa mendiagnosis, menulis resep untuk pasien layaknya seorang. Padahal Apoteker tidak
memiliki kemampuan atau kompetensi untuk menentukan diagnosis penyakit dan hal ini bukanlah tugas seorang apoteker. Pelan-pelan
kami jelaskan bahwa kami ini adalah seorang yang menangani obat,dan memastikan bahwa obat yang diterima seorang
pasien efektif dan aman. Jadi jangan heran kalau banyak informasi yang kami sampaikan terkait aturan-aturan
yang harus diikuti saat mengkonsumsi obat.
Pengalaman
menarik sekaligus lucu juga terjadi saat tidak sedikit pasien atau konsumen
yang kecewa karena tidak jadi membeli obat atau tidak diberikan obat apapun. Di situasi ini biasanya kami sarankan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter untuk memastikan
masalah penyakit yang diderita untuk kemudian datang membawa resep dari dokter. Hal ini
yang masih sulit diterima oleh konsumen atau pasien.
Menjadi
seorang apoteker itu bukan sebatas mampu melayani konsumen dengan pelayanan
terbaik, lebih dari itu seorang apoteker memikul beban yang berat sebagai
penanggung jawab akan obat yang diterima oleh seorang pasien. Profesi apoteker
mungkin tidka se-terkenal profesi kesehatan lainya. Padahal tanpa ada apoteker
maka obat mungkin tidak bisa sampai di tangan anda, akan ada banyak penggunaan
obat sembarangan. Saat ini kami berusaha untuk terus melakukan tugas kami dalam
mendukung peningkatan derajat kesehatan yang lebih baik. Salam sehat!
Online Casino Betting with Bet365 Review
BalasHapusIf you are interested in kadangpintar the bet365 Bet365 바카라 review, you can find the Bet365 제왕카지노 sports betting options available here.
Wynn Casino Resort Spa Launches 'The Dream for - KTNV
BalasHapusWynn Resorts' 목포 출장안마 flagship property has 용인 출장안마 opened 성남 출장안마 on the north end of the Las 광양 출장마사지 Vegas Strip, while its casino and nightclub 남원 출장샵 has yet to open.