Siapa yang tidak pernah mengalami Diare..??
Apa sih Diare itu ?
Jenis Diare
Hampir semua orang pernah mengalami diare, dari mulai orang dewasa, remaja, anak, balita hingga bayi bisa dipastikan pernah mengalaminya. Akan tetapi permasalahan ini tidak bisa dianggap remeh tentunya, terutama diare yang terjadi pada anak. Sering kali permasalahan pencernaan/ Gastroenterologi ini timbul, baik sebagai penyerta penyakit atau tanpa penyerta. Tidak banyak para orang tua yang paham dalam mengatasi diare dan kebanyakan mereka tidak paham akan penyebab dan pengobatan diare itu sendiri. Hal ini tentunya menjadi perhatian para tenaga medis untuk ikut serta mengedukasi para orang tua. Setidaknya orang tua paham apa itu diare? apa penyebabnya? bagaimana penanganannya? apakah harus diobati dengan antibiotik? Pada kesempatan ini kita sedikit akan membahas hal tersebut.
Apa sih Diare itu ?
Diare itu adalah dimana kondisi seseorang mengalami buang air besar BAB dengan konsistensi atau tekstur feses yang lembek/ cair, bahkan berupa air saja dan frekuensi lebih sering (lebih dari 3 kali ) dalam sehari.
Penyebabnya apa ?
Penyebab diare beragam, secara klinis dapat dikelompokkan menjadi 6 jenis penyebab yakni infeksi (oleh bakteri, virus atau parasit), malabsorbsi, alergi, keracunan, imunodefisensi dan sebab-sebab lainya. Seringnya yang kita temui penyebabnya adalah karena infeksi dan keracunan. Nah, untuk menentukan apakah diare disebabkan oleh infeksi atau bukan sebaiknya ditentukan oleh dokter. Hal ini akan berkaitan dengan penentuan penanganan serta pengobatanya.
Jenis Diare
Diare dibedakan menjadi diare akut, dan diare persisten atau diare kronik. Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari, sementara diare kronik atau persisten adalah diare yang berlangsung selama lebih dari 14 hari. Selain itu, penentuan derajat dehidrasi dalam diare sangatlah penting. ada 3 derajat/ tingkat keparahan dehidrasi: diare tanpe dehidrasi, diare dengan dehidrasi ringan/sedang, diare dengan dehidrasi berat.
Yang harus diperhatikan dalam diare
anak
|
|
Berapa lama anak mengalami diare
|
Kondisi umum anak
|
Berapa kali/ frekuensi buang air besar dalam sehari
|
Kesadaran anak
|
Apakah disertai darah dalam tinja
|
Lemas atau terlihat mengantuk
|
Disertai muntah atau tidak
|
Adanya tanda gelisah
|
Penyakit penyerta lain
|
Jika diberikan minum, apakah anak mau minum
Jika iya, apakah ketika minum nampak kehausan atau malah enggan minum
|
Apakah matanya cekung atau tidak
|
|
Lakukan cubitan kulit perut (turgor) apakah kulit kembali segera,
lambat atau sangat lambat >2 detik
|
Klasifikasi derajat dehidrasi menentukan terapi/pengobatan diare
Cara mengatasi diare secara umum:
1. Berikan Cairan Pengganti
Berikan ASI lebih sering dan lebih lama
Anak yang mendapat ASI eksklusif juga diberikan oralit dan anak yang tidak mendapat ASI eksklusif dapat diberikan berikan susu biasa/formula dan diberikan oralit tentunya.
Berikan oralit hingga diare berhenti.
umur <1 tahun berikan 50-100 ml setiap habis BAB,
umur >1 tahun 100-200 ml setiap habis BAB.
2. Berikan Zinc
Berikan Zinc 10 hari berturut meskpun diare berhenti. Dapat diberikan dengan cara dikunyah atau dilarut dalam air/ASI atau bentuk zinc yang berupa sirup/larutan.
umur <6 bln 10m mg (1/2 tablet) perhari
umur >6 bln 20 mg (1 tablet ) perhari
Bila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian zinc, ulangi pemberian dengan cara memberikan potongan lebih kecil atau takaran lebih kecil dilarutkan beberapa kali hingga satu dosis penuh. Atau dapat diberikan zinc berupa larutan yang tersedia diapotek.
3. Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi.
Beri makanan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu sehat. Hal ini penting untuk mencegah memburuknya kondisi kesehatan karena asupan makanan yang kurang.
4. Antibiotik hanya diberikan sesuai indikasi, dan hanya diberikan oleh dokter sesuai diagnosa yang telah ditegakkan.
Seberapa pentingkah oralit ?
Seringkali kita mengabaikan oralit, karena menganggap bahwa oralit tidak mampu menyembuhkan atau memampatkan diare. Padahal oralit penting bagi tubuh untuk menggantikan cairan dan elektrolit dalam
tubuh yang terbuang saat diare. Tidak cukup dengan air putih karena di
dalam air putih tidak terkandung elektrolit yang dibutuhkan tubuh dalam
menjaga keseimbangan elektrolit tubuh. Oralit dapat diberikan segera
setelah anak diare hingga diare berhenti. Seperti yang kita ketahui oralit merupakan campuran garam elektrolit seperti natrium klorida (NaCl), kalium klorida (KCl), dan trisodium sitrat hidrat, serta glukosa anhidrat.
Kenapa Zinc diberikan hingga 10 hari berturut-turut ?
Zinc merupakan salah satu komponen mikro penting dalam tubuh. Zinc akan berkurang jumlahnya ketika mengalami diare. Untuk menggantikan zinc yang hilang selama diare, anak dapat diberian zinc yang membantu proses penyembuhan serta menjaga anak tetap sehat. Zink juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga mencegah keberulangan diare selama 2-3 bulan setelah anak sembuh diare. lebih dari 300 enzim tubuh yang bergantung pada zinc. Zinc juga dibutuhkan oleh beberapa bagian tubuh, seperti kulit dan mukosa saluran cerna. Semua yang berperan dalam fungsi imun, membutuhkan zinc. Jika zinc diberikan pada anak yang sistim kekebalannya belum berkembang baik, dapat meningkatkan sistim kekebalan dan melindungi anak dari penyakit infeksi. Itulah sebabnya mengapa anak yang diberi zinc (diberikan sesuai dosis) selama 10 hari berturut - turut berisiko lebih kecil untuk terkena penyakit infeksi, diare dan pneumonia. Zink dapat diberikan bersama oralit atau ASI.
ASI dan susu formula menyebabkan diare ?
ASI bukan penyebab diare, ASI justru akan mencegah diare. Sebab ASI akan meningkatkan sistem imunitas atau kekebalan tubuh anak/bayi. Oleh sebab itu anak tetap diberikan ASI lebih banyak dan lebih lama pada saat diare. Berbeda dengan ASI untuk pemberian susu formula pada pasien anak < 2 tahun anjurkan untuk mulai mengurangi susu formula dan menggantikan dengan ASI. Untuk usia > 2 tahun teruskan pemberian susu formula dan pastikan anak mendapat oralit dan air matang.
Diare selalu membutuhkan Antibiotik?
Banyak masyarakat yang membeli antibiotik dengan anggapan jika sudah diberikan antibiotik biasanya langsung sembuh. Anggapan bahwa diare harus diobati dengan antibiotik adalah anggapan yang salah. Tidak semua diare harus diberikan antibiotik. Antibiotik hanya diberikan jika adanya infeksi dengan indikasi seperti diare berdarah, kolera, atau diare dengan penyakit penyerta lain. Pemberian antibiotik tentunya tidaklah sembarangan harus sesuai indikasi. Pemberian antibiotik yang tidak tepat tidak akan efektif mengatasi diare, belum lagi efek berbahaya serta resiko resistensi kuman terhadap antibiotik, jika penggunaanya tidak tepat. Antibiotik juga memiliki efek samping terhadap ginjal dan hati. Oleh sebab itu obat ini digunakan jika benar-benar dibutuhkan dan untuk jenis antibiotiknya ditentukan oleh dokter.
Perlukah Antidiare?
Pada kondisi diare terjadi reaksi berupa peningakatan motilitas/ pergerakan usus untuk mengeluarkan kotoran atau racun. Perut terasa banyak gerakan dan bunyi. Cara kerja antidiare adalah akan menghambat gerakan usus sehingga kotoran yang seharusnya dikeluarkan justru tertahan di usus/ terhambat keluar. kondisi berbahaya kotoran atau racun yang seharusnya di keluarkan malah tertahan dan malah akan memperburuk kondisi. Oleh sebab itu antidiare seharusnya tidak boleh diberikan.
Apa itu Probiotik?
Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang apabila dikonsumsi dalam jumlah yang tepat akan berdampak baik pada kesehatan. Probiotik akan berkompetisi untuk perlekatan pada enterosit usus, sehingga enterosit yang sudah dilekati probiotik sehingga tidak dapat dilekati oleh kuman. Hal ini akan menghindari tumbuhnya kuman patogen. Terdapat 3 genus mikroorganisme berupa bakteri yang ssering digunakan sebagai probiotik antara lain Lactobacillus, Bifidobacterium dan Streptococcus. Disamping itu probiotik juga menghasilkan substansi anti mikroba seperti asam organik (laktat dan asetat), bakteriosin, reuterin, H2O2, dan enzim pencernaan. Probiotik juga akan mampu meningkatkan sistem imun non spesifik berupa produksi musin, aktivasi sel, makrofag, fagositosis. Beberapa penelitian menyatakan bahwa probiotik memiliki dampak yang menguntungkan dalam pengobatan diare pada anak. Probiotik akan mengurangi frekuensi dan durasi diare sesuai dengan galur spesifik. Pada sebuah review article oleh colin dan Mi 2010 menyatakan bahwa pemberian probiotik akan menurunkan insiden dan durasi diare anak. Penggunaan probiotik belum disarankan oleh WHO atau menteri kesehatan meskipun sudah nampak manfaatnya dalam penanganan diare, Namun dianggap masih perlu penelitian lebih lanjut.
Refference:
Colin Binns & Mi kyung Lee, Use of probiotics to prevent diarrhea in young children attending child care center : A Review Article, 2010. Elsevier.
Buku saku Lintas diare 2011, Dept. Kesehatan RI. Binfar Kefarmasian
The
Or
That's a very helpful & comprehensive information.
BalasHapusجزاک اللہ